BANDA ACEH - Asmawati Achmad dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Aceh, mengeluhkan pengalaman yang dialaminya terhadap model promosi yang dilakukan sales produsen susu formula. Karena ada sales menghubungi para ibu menyusui secara rutin demi menyakinkan produk susu formula.
Keluhan itu disampaikannya dalam pertemuan multi stakeholder pemerintah dan nonpemerintah untuk pembentukan tim perumus kebijakan persalinan aman, IMD dan ASI Eksklusif di Banda Aceh. Kegiatan ini digelar Pemerintah Kota Banda Aceh dan LPPM Aceh bekerjasama dengan Kinerja-USAID di Aula Bappeda Banda Aceh, Rabu (23/5).
Asmawati meminta ke depan ekspansi promosi susu formula kepada ibu menyusui agar dikurangi. Ia juga meminta agar pemerintah perlu memberi sanksi yang jelas dan tegas kepada produsen susu formula. Supaya para sales tidak lagi mempromosikan produk susu kepada ibu-ibu pasca persalinan.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut para ibu yang sedang menyusui meminta tersedia fasilitas khusus berupa ruangan yang nyaman. Untuk langkah awal ada baiknya Pemko Banda Aceh, pengurus dan penyelenggara sarana publik perlu memulai dengan menyediakan ruang khusus itu, sehingga ibu menyusui tidak kesulitan ketika harus menyusui bayinya saat berada di areal publik
Saiful Isky, Direktur Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Aceh, mengatakan ada baiknya program ini dijajaki oleh kantor milik pemerintah daerah dan fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Banda Aceh. Penyediaan ruang khusus ini perlu juga ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota tentang Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif yang bersifat teknis dan implementatif.(rel/hd)
sumber: Serambi Indonesia
Keluhan itu disampaikannya dalam pertemuan multi stakeholder pemerintah dan nonpemerintah untuk pembentukan tim perumus kebijakan persalinan aman, IMD dan ASI Eksklusif di Banda Aceh. Kegiatan ini digelar Pemerintah Kota Banda Aceh dan LPPM Aceh bekerjasama dengan Kinerja-USAID di Aula Bappeda Banda Aceh, Rabu (23/5).
Asmawati meminta ke depan ekspansi promosi susu formula kepada ibu menyusui agar dikurangi. Ia juga meminta agar pemerintah perlu memberi sanksi yang jelas dan tegas kepada produsen susu formula. Supaya para sales tidak lagi mempromosikan produk susu kepada ibu-ibu pasca persalinan.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut para ibu yang sedang menyusui meminta tersedia fasilitas khusus berupa ruangan yang nyaman. Untuk langkah awal ada baiknya Pemko Banda Aceh, pengurus dan penyelenggara sarana publik perlu memulai dengan menyediakan ruang khusus itu, sehingga ibu menyusui tidak kesulitan ketika harus menyusui bayinya saat berada di areal publik
Saiful Isky, Direktur Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Aceh, mengatakan ada baiknya program ini dijajaki oleh kantor milik pemerintah daerah dan fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Banda Aceh. Penyediaan ruang khusus ini perlu juga ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota tentang Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif yang bersifat teknis dan implementatif.(rel/hd)
sumber: Serambi Indonesia